Kabar gembira kembali datang dari satwa liar Indonesia. Kadal endemik pulau sumatra kembali ditemukan setelah sebelumnya dianggap telah punah. Kadal yang bernama latin Harpesaurus modiglianii kembali di temukan oleh peneliti setelah kurang lebih 129 tahun tidak terlihat. Kadal tersebut juga dikenal dengan nama Kadal Berhidung Tanduk (nose-horned lizard). Penemuan tersebut dilakukan oleh gabungan peneliti dari indonesia dan beberapa peneliti asing di area hutan sekitar Danau Toba. Menurut catatan modern, spesimen tunggal kadal berhidung aneh ini ditemukan pertama kali di Sumatra Utara pada 1891, lalu dideskripsikan oleh ilmuwan pada tahun 1933. Setelah itu, selama puluhan tahun dalam dunia sains, H. modigliani tak pernah muncul atau ditemukan. Tak heran, para ahli beranggapan kadal ini sudah punah.
Penemuan kembali spesies ini menjadi catatan pertama sejak terakhir kali spesies ini dideskripsikan oleh Vinciguerra (1933). Spesies ini ditemukan pada habitat hutan dataran tinggi dengan ketinggain 1.675 mdpl. Sayangnya lokasi penemuan spesies ini mulai rusak dan mengancam keberlangsungan hidup hewan cantik ini. Kawasan sekitar habitat hewan ini mulai banyak ditebang untuk pembukaan lahan (Clearcutting).
Menurut A.A Thasun Amarasinghe (pakar taksonomi herpet dari Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI) salah satu anggota tim yang ikut menemukan kembali hewan ini, perlu ada upaya untuk melindungi kawasan yang menjadi habitat kadal tersebut. Thasun berharap, pemerintah setempat dapat memberikan proteksi untuk habitat H. modiglianii agar kadal tersebut tetap dapat terlindungi dan tidak punah. Hasil penemuan penelitian tersebut telah di terbitkan dalam jurnal TAPROBANICA, dengan judul ”Rediscovery of Modigliani’s nose-horned lizard, Harpesaurus modiglianii Vinciguerra, 1933 (Reptilia: Agamidae) after 129 years without any observation” yang di terbitkan pada bulan Mei tahun 2020 ini. Dalam jurnal tersebut diketahui kadal cantik ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan Harpesaurus lainnya yaitu hidungnya yang runcing dan tipis menyerupai tanduk. Pangkal ekor yang gembung, sisiknya pada area post cloacal kecil, runcing, dan halus sementara sisik ventral pada ekor memiliki bentuk yang membesar dengan warna sangat pudar. Sisik ekor pada bagian dorsal sedikit lunak, tumpang tindih, mengarah lurus ke belakang, serta memiliki lekukan membentuk punggung paralel. H. modiglianii yang ditemukan Thasun dan timnya berwarna hijau dengan “duri” di punggung berwarna kekuningan. Hanya individu jantan yang memiliki tanduk di sekitar kepalanya sedangkan pada betina tidak ada.
Indonesia adalah negara yang luas, bukan tidak mungkin jenis-jenis lain yang selama ini di anggap telah hilang dapat di temukan kembali. Bahkan penemuan jenis baru bukan hal yang mustahil. Namun perubahan fungsi hutan menjadi kawasan perkebunan, tambang, serta perumahan menjadi salah satu ancaman keberadaan keanekaragaman hayati yang ada. Semoga pembangunan yang dilakukan selalu bisa selaras dengan kelestarian lingkungan yang ada.
Be a part of SCENTS mission to save beautiful creatures from illegal wildlife trafficking.