Hutan adalah kawasan asli bagi habitat banyak flora dan fauna. Hutan juga menjadi tumpuan bagi penghidupan manusia disekitarnya. Saat ini beberapa hutan di dunia menjadi kawasan yang sangat dilindungi akibat semakin sedikitnya areal hutan. Salah satu tipe hutan adalah hutan hujan tropis. Sebagaimana yang kita tahu, hutan hujan tropis adalah hutan yang selalu basah dan lembap. Dapat dikatakan hutan hujan tropis adalah hutan yang selalu “hijau”. Hutan hujan tropis sangat besar manfaatnya bagi kehidupan bumi itu sendiri, sayangnya banyak yang masih kurang peduli dengan kelestariannya. Hutan hujan tropis memiliki banyak manfaat yang selayaknya kita tahu, diantaranya adalah:
- Menyeimbangkan ekosistem. Hutan hujan tropis tidak hanya membantu menyeimbangkan ekosistem suatu daerah, namun juga untuk seluruh dunia. Selain itu, hutan hujan juga membantu menyeimbangkan iklim, salah satunya dengan penyerapan karbon dioksida dari atmosfer.
- Menyuplai oksigen. Dengan banyaknya spesies tumbuhan yang ada di sana, oksigen yang dihasilkan di hutan hujan dapat memenuhi 40% oksigen yang ada di dunia.
- Daerah resapan air. Hutan hujan tropis memiliki curah hujan yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan menjadikan daerah ini sebagai wilayah serapan air. Tidak sekadar sebagai daerah serapan air, hutan hujan tropis juga memiliki fungsi sebagai penjaga siklus air.
- Mencegah banjir dan tanah longsor. Sebagai daerah serapan air, tentunya hutan hujan juga memiliki peran dalam mengatasi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
- Habitat satwa. Hutan hujan tropis mempunyai vegetasi flora dan fauna yang sangat beragam, bahkan hampir 2/3 hewan-hewan yang ada di dunia ini berasal dari hutan hujan tropis.
Salah satu hutan tropis dunia ada di Kalimantan Indonesia. Hutan Kalimantan menjadi perhatian dunia karena merupakan paru-paru dunia yang artinya keberadaannya sangat berpengaruh pada iklim dunia. Sayangnya, hutan Kalimantan saat ini bernasib tragis karena pengurangan luas kawasan hutan yang sangat signifikan. Aktifitas alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu penyebab paling besar berkurangnya hutan tropis di Kalimantan. Hal tersebut diperparah dengan aktifitas pembalakan liar (ilegal logging), kebakaran hutan, dan pemanfaatan hutan yang tidak berkelanjutan. Dari sekitar 74 juta hektar hutan yang dimiliki Kalimantan, hanya 71% yang tersisa pada 2005. Sementara jumlahnya pada 2015 menyusut menjadi 55%. Jika laju penebangan hutan tidak berubah, Kalimantan diyakini akan kehilangan 6 juta hektar hutan hingga 2020, artinya hanya kurang dari sepertiga luas hutan yang tersisa.
Saat ini, berbagai bencana yang diakibatkan deforestasi di Kalimantan mulai sering dirasakan. Kabut asap dan banjir mulai menjadi rutinitas yang harus dialami masyarakat setiap tahunnya. Bahkan konflik lahan dibeberapa tempat mulai terjadi. Kerugian ekonomi, sosial, dan pastinya lingkungan saat ini semakin dirasakan masyarakat. Oleh karena itu. tanpa “mengucilkan” sebuah harapan, sudah saatnya seluruh pihak baik pemerintah, lembaga swadaya, maupun masyarakat khususnya masyarakat Kalimantan mulai bergerak untuk menyelamatkan hutan Kalimantan dari segala aktifitas “merusak” hutan. Langkah-langkah penyadartahuan, peningkatan ekonomi dan kualitas pendidikan, serta penegakan hukum harus serentak dilakukan, demi kelestarian alam dan kemaslahatan masyarakat Kalimantan, Indonesia, dan bahkan dunia.
Be a part of SCENTS mission to save beautiful creatures from illegal wildlife trafficking.